Jumat, 03 Agustus 2012

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Latar belakang


Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Description: Indonesian flag raised 17 August 1945.jpgSoekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan PPKI pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.

Peristiwa Rengasdengklok

Description: Indonesia flag raising witnesses 17 August 1945.jpgPara pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda

Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sayuti Melik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.

Setelah konsep selesai disepakati, Sayuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).

Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/07/Proklamasi.png/350px-Proklamasi.pngPerundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional. Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.

Teks pidato proklamasi kemerdekaan Indonesia

Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang paling penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh, namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.
Dengarkan proklamasi kami:

PROKLAMASI
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 Agustus 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA
SUKARNO-HATTA
Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita ini!
Sumber : wikipedia

Sabtu, 26 November 2011

Lingkaran Setan

udah lama tidak posting nih :
Lingakaran Setan bukanlah sebuah tempat yang banyak setan tapi lingkaran setan adalah sebuah julukan yang diberi guru oleh kami, mungkin karena kami susah diatur dan juga kami bisa dibilang kompak dan akur. sebenarnya ini bermula pada saat saya masih SMA dulu aku dan teman-temanku duduk saf belakang dan setiap ada tugas atau apapun namanya kami pasti ngerjain dikelas, dan kami jika mengerjakan tugas bersama kami membuat lingkaran dimana buku yang kami pakai sebagai pembimbing jadi betuknya seperti lingkaran, semenjak itu kami dijuluki Lingkaran Setan.....

Kamis, 16 Desember 2010

INI DIA DRAMA BUATAN TEMANKU HASANUDDIN DAN BOLEH DIAMBIL ASAL CANTUMKAN NAMANYA

TUGAS SENI
DRAMA
TEMA    =             PERSAHABATAN
TOPIK    =            
JUDUL   =             PERSAHABATAN YANG BERUJUNG KELUKAAN

DI BUAT OLEH KELOMPOK           = ONE PIECE
KELAS                                                    = X_A
ANGGOTA
1.        HASANUDDIN                  SEBAGAI              HAIRUL
2.       RIZAL ABDI                          SEBAGAI              IRFAN
3.       IROY                                      SEBAGAI              ROMAN
4.       SIPRIANUS HERMAN      SEBAGAI              ARIAN


 
PERSAHABATAN YANG BERUJUNG KELUKAAN
Bermula di pendaftaran masuk SMA tiba-tiba Hairul menyapanya.
Hairul    : Selamat pagi? Dan selamat ketemu.
Roman  : Selamat pagi juga! Ada apa?
Irfan      : nggak, Cuma kami ingin bersahabat dengan kalian berdua apa boleh?
Arian     : Boleh aja nggak masalah kok, iyakan ferdi
Roman  : Iya nggak apa-apa, lagian kami berdua pun butuh teman.
Hairul    : Oh iya nama saya Hairul dan ini teman saya namanya Arian.
Lalu Hairul mengajak mereka kekantin.
Hairul    : Anu.... siapa tadi oh yah Ferdi asalnya dari mana?
Roman : kami berdua asal dari SMPN 1 Sebatik .
Irfan      : sama deh tapi aku sudah lama pindah. Kurang lebih 2 tahun.
Arian     : kalian berdua berada dikelas mana.
Irfan      : kami di kelas X_B.
Iroy        : sama deh, jadi kira bisa berbagi cerita kan.
Selang beberapa hari Hairul, Irfan,Ferdi dan Arian sudah semakin akrab.
Roman  :Hairul jalan-jalan yuk! Aku mau lihat-lihat deh keliling kota, apa boleh enggak?
Hairul    : boleh dong, nggak masalah kok, kita kan sahabat! Oh yah Herman ikut kah?
Roman  : mestilah ikut.
Irfan      : kita mau kemana sudah.
Hairul    : udha ikut aja deh.
Arian     : kita mau keliling kota lihat-lihat.
Roman  : ayo kita berangkat.
Hairul    : (melihat seorang laki-laki) ntar deh aku mau kesana dulu ada palu?
Irfan      : perlu apa sih ... penting banget kali.
Hairul    : kalian pergi ayo dulu nanti aku nyusul kebelakangan.
Ferdi      : biarkan aja mungkin ada yang dia mau uruskan!

Setelah selasai  keliling din melihat-lihat mereka pun pulang.
Ferdi      : kami pulang aja dulu yah!
Hairul dan Irfan : ok kami juga pulang, sampai ketemu besok.
Irfan      : (penasaran) apa sih benda yang kamu pegang itu ?
Hairul    : nggak ada kok!
Irfan      : nggak ada coba lihat! (sembari merampas) kami gila yah inikan barang terlarang.
Hairul    : iya aku tau tapi aku udah terlanjur gunakan.
Irfan      : semangnya apasih untungnya kamu gunakan itu.
Hairul    : nggak ada sih.
Irfan      : sudah tidak ada untungnya masih aja mau mengomsumsinya.
Hairul    : memangnya kamu ada hak apa larang aku.
Irfan      : aku memang tidak ada hak untuk larang kamu tapi sebagai teman aku wajar melarang   kamu.
Hairul    : (memukul Irfan sambil mengambil benda miliknya, lalu pulang).
Roman dan Arian bertemu dengan Hairul, kemudian Hairul lalu menuju kelas.
Roman  : kok dia cuekin kami sih.
Aruan`  : apa mungkin kami punya salah sama dia?
Irfan      : nggak, kamu nggak punya salah sama dia?
Roman  : kebelakangan ini sering aku lihat Hairul udah banyak berubah sih.
Irfan      : berubah! Berubah apanya sih.
Arian     : tingkah lakunya sama kami sudah berubah sering menyendiri...
Roman  : (memotong) tambahan lagi matanya selalu merah, prestasi belajarnya pun udah menurun. Apa sih yang terjadi sama dia.
Irfan      : (berbohong) enggak ada kok biasa-biasa aja.
Arian     : (marah) biasa-biasa aja, coba kamu lihat sendiri tingkah lakunya.
Irfan      : jangan sok neggak tahu sih
Roman  : (melerai) sudahlah kalian berdua gimana sih kita disini mau tau apa penyebab Hairul menjadi begini bukan mau berantem.
Arian     : dia juga sih
Roman  : mungkin dia enggak tau sih.

Keasyikan ngobrol tiba-tiba muncul hairul kemudian memotong pembicaraan mereka bertiga
Hairul    : ngomong apa sih. Seru banget.
Roman :nggak ada apa-apa kok biasa aja kali.
Hairul    : kalau gitu aku kelas ayo dulu yah.
Arian     : lihat aja sendiri tingkah lakunya semakin lain sama kita. Biasanya singgah ntar sambil ngobrol sam kita tapi ini nggak.
Irfan      : kita kekelas sudah ada ibu.
Mereka pulang sekolah
Arian     : aku mau nanya sendiri langsung sama dia.
Roman  : jangan dulu Arian, nanti semuanya tambah kacau
Arian     : tambah kacau, kacau yang gimana.
Roman  : mungkin dengan tingkah laku yang sekarang membenaikan emosinya cepat naik.
Arian     : Hairul harus dapat pelajaran man? Aku enggak mau punya sahabat kayak gitu.
Irfan      : walau gimanapun dia tetap sahabat kita. Janganlah menambah suasana aku hanya ingin mengetahuinya.
Roman  : sabar Rian sabar dong...?  kita pulang aja dulu lain kali baru kita tanya sama dia.
Terdenga pintu diketuk, irfan membuka pintu masuk Roman dan Arian.
Roman  dan Arian : selamat malam Fan!
Irfan      : selamat malam, masuk
Arian     : Hairul adakah, kok enggak kelihatan batang hidungnya.
Irfan      : dia keluar dari tadi, belum lagi keluar kemana.
Remon : keluar kemana? Kamu tahu dia keluar kemana.
Arian     : nggak tahu sih.
Pertengahan ngobrol tiba-tiba pintu dibuka dengan kasar Roman, Arian, dan Irfan terkejut menoleh kearah pintu muncul Hairul.
Arian     : (marah) Hairul.
Roman  : sabar Rian sabar ...? duduklah dulu Rul ada yang ingin kami bicarakan.
Hairul    : bicara apa sih, baru datang sudah dimarahi bukannya disambut baik-baik malah dimarahi.
Irfan      : Rul mereka ingin bertanya tentang diri kamu.
Hairul    : tentang diriku, emangnya ada apa sih sama aku.
Roman  : bukan begitu tapi Arian ingin tahu tentang....
Arian     : (memotong) Hairul sebenarnya apa sih yang membuat kamu berlaku aneh.
Hairul    : nggak ada kok biasa-biasa aja kali.
Irfan      : aku sudah malas menyembunyikannya semua kebohonganmu biarlah dia berdua tahu semunaya.
Hairul    : jangan Irfan.
Arian     : apa sih yang kamu sembunyikan dari kami bedua.
Hairul    : nggak ada apa-apa kok.
Roman  : sebenarnya kamu sembunyikan apa sih dari kami. Kan kita teman.
Irfan      : sebenarnya ada orang menggunakan narkoba.
Roman  : (kaget) siapa.
Irfan melempar salah satu bungkus obat terlarang kemeja. Hairul terpaku wajahnya pucat
Arian     : ini milik kamu Hairul?
Hairul    : (takut) itu bukan milikku.
Roman  : kamu sudah tahu kalau ini barang terlarang, harusnya kamu menolaknya.
Hairul    : gimana kalau dia ngancam aku.
Roman  : gampang aja, terima aja dulu kemudian kamu laporkan kepada polisi.
Irfan      : janganlah kamu berbohong lagi Hairul, kamu yang menggunakan narkoba janganlah kam melipat lidah kamu.
Arian     : rupanya kamu menggunakan narkoba yah, pantas kelakuan kamu ane.
Hairul    : kamu siapa sih mau marah-marah sama aku.
Roman  : bukannya marah tapi kami menasehati kamu sebagai teman kami wajar dong menegur kamu.
Hairul    : kamu perhatian atau mengejek aku.
Irfan      : nggak kami cuma takut bisa-bisa narkoba yang kamu komsumsi bisa-bisa merenggut nyawa kamu.
Hairul    : baguslah kalau aku mati.
Arian     : kamu jangan berfikir yang negatif dong.
Irfan      : lihat sendiri diri kamu tuh? Mau jadi apa sih kamu.
Roman  : kamu dulu tuh orangnya yang rajin, pintar, tapi sekarang gimana...
Hairul    : (memotong) iya...iya aku sudah hapal kok kebaikan kalian.
Arian     : kamu bicara apa sih kan kamu juga sahabat kami. Kami takkan membiarkan kamu begitu.
Hairul    : sudahlah pulang aja kalian aku mau tidur ngantuk.
Selang beberapa hari mereka mencari Hairul dimerata kota tampil.
Arian     : kita mau kemana sih, que cape deh.
Roman  : kita mau mencari Hairul.
Arian     : ngapain sih cari dia. Nggak ada kerjaan lain apa.
Irfan      : kamu bilang dia sahabat kamu, gimana sih kamu ini.
Roman  : sesama teman kita harus saling tolong menolong bukan.
Arian     : iya tetapi kita mau cari dimana.
Irfan      : apa kita mencari dia dengan berpencar.
Roman dan Arian : ok
Setelah puas mencari di semua tempat akhirnya Arian menemui Hairul ditempat rumah kosong lalu
Memanggil mereka.
Arian     : lihat sendiri deh, entah mau jadi apa sudah dia.
Roman  : lebih baik kita kesana!
Irfan      : sudahlah Hairul janganlah lakukan itu lagi lihat diri kamu nih.
Hairul    : (menghayal) “lihat bintang ini apa kamu bisa menangkapnya tolong tangkapkan untuk aku”.
Roman  : Hairul kenapa sih sama kamu.
Hairul    : (sadar) lebih baik kamu pulang aja jangan ganggu aku lagi.
Irfan      : Hairul kami tidak ingin kehilangan sahabat seperti kamu.
Hairul    : sahabat bilangmu! Apa aku pantas lagi menjadi sahabatmu apa kamu tega dibilangin sama orang kalau kamu punya sahabat seperiti aku.
Arian     : kami tidak peduli apa kata orang yang penting kita bisa berteman seperti dulu.
Roman  : walau apapun yang terjadi kamu tetap teman kami seperti dulu.
Hairul    : apa kalian sanggup punya sahabat seperti aku?
Irfan      : aku sanggup tinggalkan pacarku karena dia bilang aku berteman sama orang penagih, daripada aku harus kehilangan teman yang baik seperti kamu.
Hairul    : baik!! Bukannya kamu udah lihat sendiri yang aku ini bukan anak baik malah anak nakal, penagih lagi.
Roman  : ayo Hairul kita pulang.
Hairul    : (muntah darah) janganlah mungkin ajalku sudah dekat dan tidak dapat pulang bersama kalian.
Arian     : kamu ngomong apa sih.
Irfan      : sudahlah! Jangan pikir yang bukan-bukan ...
Roman  : (memotong) kami bertiga tidak ingin kehilanga sahabat seperti kamu walaupun apapun yang terjadi kita akan tetap lalui bersama.
Hairul    : terima kasih karena perhatian sama aku namun itu aku ingin meminta maaf sama kalian.
Roman  : minta maaf apa, kamu engga punya salah sama kami.
Hairul    : aku sudah kelewatan kalian sebagai sahabatku lebih-lebi lagi aku telah membuat mali diri sendiri malahan lagi orang tuaku aku tak sanggup lagi (sembari memberi surat kepada Irfan sebuah kertas).
Irfan, Arian, dan Roman : (menangis) Hasan .....!
Irfan lalu membuka surat tsb lalu membacanya
Buat Sahabatku,
Sebelum ini saya ingin meminta maaf kepada kalian bertiga karena telah berteman denganku tapi aku malah menyusahkan kalian semua, lebih-lebih lagi pada diriku sendiri, dan juga orang tuaku. Aku sadar apa yang aku lakukan ini pasti ada balasannya. Dan dengan ini juga aku telah membuat kalian bertiga kecewa, maafkan aku. Mungkin hanya doa saja yang bisa kuberikan kepada kalian karena aku tak punya apa lagi, semoga kalian semangat dan terus jalani hidup ini, “INGAT JANGAN JADI SEPERTI AKU!!”.
                                                                                                                                                    Temanmu
                                                                                                                                                    Hairul

Sabtu, 27 November 2010

Perkenalkan

Hai, nama ku Muhammad Fajri aku anak pertama dari tiga bersaudara aku tinggal diNunukan Kal-tim aku masih bingung apa aku mau tulis jadi ini dulu yah jika ada salah mohon dimaafkan maklumin aja karena baru pertama buat blog buat sendiri lagi habis baca buku lalu buat jadi agak susah. Mudah-mudahan blog ini dapat berguna nantinya kalau sudah penuh terimakasi