Kamis, 16 Desember 2010

INI DIA DRAMA BUATAN TEMANKU HASANUDDIN DAN BOLEH DIAMBIL ASAL CANTUMKAN NAMANYA

TUGAS SENI
DRAMA
TEMA    =             PERSAHABATAN
TOPIK    =            
JUDUL   =             PERSAHABATAN YANG BERUJUNG KELUKAAN

DI BUAT OLEH KELOMPOK           = ONE PIECE
KELAS                                                    = X_A
ANGGOTA
1.        HASANUDDIN                  SEBAGAI              HAIRUL
2.       RIZAL ABDI                          SEBAGAI              IRFAN
3.       IROY                                      SEBAGAI              ROMAN
4.       SIPRIANUS HERMAN      SEBAGAI              ARIAN


 
PERSAHABATAN YANG BERUJUNG KELUKAAN
Bermula di pendaftaran masuk SMA tiba-tiba Hairul menyapanya.
Hairul    : Selamat pagi? Dan selamat ketemu.
Roman  : Selamat pagi juga! Ada apa?
Irfan      : nggak, Cuma kami ingin bersahabat dengan kalian berdua apa boleh?
Arian     : Boleh aja nggak masalah kok, iyakan ferdi
Roman  : Iya nggak apa-apa, lagian kami berdua pun butuh teman.
Hairul    : Oh iya nama saya Hairul dan ini teman saya namanya Arian.
Lalu Hairul mengajak mereka kekantin.
Hairul    : Anu.... siapa tadi oh yah Ferdi asalnya dari mana?
Roman : kami berdua asal dari SMPN 1 Sebatik .
Irfan      : sama deh tapi aku sudah lama pindah. Kurang lebih 2 tahun.
Arian     : kalian berdua berada dikelas mana.
Irfan      : kami di kelas X_B.
Iroy        : sama deh, jadi kira bisa berbagi cerita kan.
Selang beberapa hari Hairul, Irfan,Ferdi dan Arian sudah semakin akrab.
Roman  :Hairul jalan-jalan yuk! Aku mau lihat-lihat deh keliling kota, apa boleh enggak?
Hairul    : boleh dong, nggak masalah kok, kita kan sahabat! Oh yah Herman ikut kah?
Roman  : mestilah ikut.
Irfan      : kita mau kemana sudah.
Hairul    : udha ikut aja deh.
Arian     : kita mau keliling kota lihat-lihat.
Roman  : ayo kita berangkat.
Hairul    : (melihat seorang laki-laki) ntar deh aku mau kesana dulu ada palu?
Irfan      : perlu apa sih ... penting banget kali.
Hairul    : kalian pergi ayo dulu nanti aku nyusul kebelakangan.
Ferdi      : biarkan aja mungkin ada yang dia mau uruskan!

Setelah selasai  keliling din melihat-lihat mereka pun pulang.
Ferdi      : kami pulang aja dulu yah!
Hairul dan Irfan : ok kami juga pulang, sampai ketemu besok.
Irfan      : (penasaran) apa sih benda yang kamu pegang itu ?
Hairul    : nggak ada kok!
Irfan      : nggak ada coba lihat! (sembari merampas) kami gila yah inikan barang terlarang.
Hairul    : iya aku tau tapi aku udah terlanjur gunakan.
Irfan      : semangnya apasih untungnya kamu gunakan itu.
Hairul    : nggak ada sih.
Irfan      : sudah tidak ada untungnya masih aja mau mengomsumsinya.
Hairul    : memangnya kamu ada hak apa larang aku.
Irfan      : aku memang tidak ada hak untuk larang kamu tapi sebagai teman aku wajar melarang   kamu.
Hairul    : (memukul Irfan sambil mengambil benda miliknya, lalu pulang).
Roman dan Arian bertemu dengan Hairul, kemudian Hairul lalu menuju kelas.
Roman  : kok dia cuekin kami sih.
Aruan`  : apa mungkin kami punya salah sama dia?
Irfan      : nggak, kamu nggak punya salah sama dia?
Roman  : kebelakangan ini sering aku lihat Hairul udah banyak berubah sih.
Irfan      : berubah! Berubah apanya sih.
Arian     : tingkah lakunya sama kami sudah berubah sering menyendiri...
Roman  : (memotong) tambahan lagi matanya selalu merah, prestasi belajarnya pun udah menurun. Apa sih yang terjadi sama dia.
Irfan      : (berbohong) enggak ada kok biasa-biasa aja.
Arian     : (marah) biasa-biasa aja, coba kamu lihat sendiri tingkah lakunya.
Irfan      : jangan sok neggak tahu sih
Roman  : (melerai) sudahlah kalian berdua gimana sih kita disini mau tau apa penyebab Hairul menjadi begini bukan mau berantem.
Arian     : dia juga sih
Roman  : mungkin dia enggak tau sih.

Keasyikan ngobrol tiba-tiba muncul hairul kemudian memotong pembicaraan mereka bertiga
Hairul    : ngomong apa sih. Seru banget.
Roman :nggak ada apa-apa kok biasa aja kali.
Hairul    : kalau gitu aku kelas ayo dulu yah.
Arian     : lihat aja sendiri tingkah lakunya semakin lain sama kita. Biasanya singgah ntar sambil ngobrol sam kita tapi ini nggak.
Irfan      : kita kekelas sudah ada ibu.
Mereka pulang sekolah
Arian     : aku mau nanya sendiri langsung sama dia.
Roman  : jangan dulu Arian, nanti semuanya tambah kacau
Arian     : tambah kacau, kacau yang gimana.
Roman  : mungkin dengan tingkah laku yang sekarang membenaikan emosinya cepat naik.
Arian     : Hairul harus dapat pelajaran man? Aku enggak mau punya sahabat kayak gitu.
Irfan      : walau gimanapun dia tetap sahabat kita. Janganlah menambah suasana aku hanya ingin mengetahuinya.
Roman  : sabar Rian sabar dong...?  kita pulang aja dulu lain kali baru kita tanya sama dia.
Terdenga pintu diketuk, irfan membuka pintu masuk Roman dan Arian.
Roman  dan Arian : selamat malam Fan!
Irfan      : selamat malam, masuk
Arian     : Hairul adakah, kok enggak kelihatan batang hidungnya.
Irfan      : dia keluar dari tadi, belum lagi keluar kemana.
Remon : keluar kemana? Kamu tahu dia keluar kemana.
Arian     : nggak tahu sih.
Pertengahan ngobrol tiba-tiba pintu dibuka dengan kasar Roman, Arian, dan Irfan terkejut menoleh kearah pintu muncul Hairul.
Arian     : (marah) Hairul.
Roman  : sabar Rian sabar ...? duduklah dulu Rul ada yang ingin kami bicarakan.
Hairul    : bicara apa sih, baru datang sudah dimarahi bukannya disambut baik-baik malah dimarahi.
Irfan      : Rul mereka ingin bertanya tentang diri kamu.
Hairul    : tentang diriku, emangnya ada apa sih sama aku.
Roman  : bukan begitu tapi Arian ingin tahu tentang....
Arian     : (memotong) Hairul sebenarnya apa sih yang membuat kamu berlaku aneh.
Hairul    : nggak ada kok biasa-biasa aja kali.
Irfan      : aku sudah malas menyembunyikannya semua kebohonganmu biarlah dia berdua tahu semunaya.
Hairul    : jangan Irfan.
Arian     : apa sih yang kamu sembunyikan dari kami bedua.
Hairul    : nggak ada apa-apa kok.
Roman  : sebenarnya kamu sembunyikan apa sih dari kami. Kan kita teman.
Irfan      : sebenarnya ada orang menggunakan narkoba.
Roman  : (kaget) siapa.
Irfan melempar salah satu bungkus obat terlarang kemeja. Hairul terpaku wajahnya pucat
Arian     : ini milik kamu Hairul?
Hairul    : (takut) itu bukan milikku.
Roman  : kamu sudah tahu kalau ini barang terlarang, harusnya kamu menolaknya.
Hairul    : gimana kalau dia ngancam aku.
Roman  : gampang aja, terima aja dulu kemudian kamu laporkan kepada polisi.
Irfan      : janganlah kamu berbohong lagi Hairul, kamu yang menggunakan narkoba janganlah kam melipat lidah kamu.
Arian     : rupanya kamu menggunakan narkoba yah, pantas kelakuan kamu ane.
Hairul    : kamu siapa sih mau marah-marah sama aku.
Roman  : bukannya marah tapi kami menasehati kamu sebagai teman kami wajar dong menegur kamu.
Hairul    : kamu perhatian atau mengejek aku.
Irfan      : nggak kami cuma takut bisa-bisa narkoba yang kamu komsumsi bisa-bisa merenggut nyawa kamu.
Hairul    : baguslah kalau aku mati.
Arian     : kamu jangan berfikir yang negatif dong.
Irfan      : lihat sendiri diri kamu tuh? Mau jadi apa sih kamu.
Roman  : kamu dulu tuh orangnya yang rajin, pintar, tapi sekarang gimana...
Hairul    : (memotong) iya...iya aku sudah hapal kok kebaikan kalian.
Arian     : kamu bicara apa sih kan kamu juga sahabat kami. Kami takkan membiarkan kamu begitu.
Hairul    : sudahlah pulang aja kalian aku mau tidur ngantuk.
Selang beberapa hari mereka mencari Hairul dimerata kota tampil.
Arian     : kita mau kemana sih, que cape deh.
Roman  : kita mau mencari Hairul.
Arian     : ngapain sih cari dia. Nggak ada kerjaan lain apa.
Irfan      : kamu bilang dia sahabat kamu, gimana sih kamu ini.
Roman  : sesama teman kita harus saling tolong menolong bukan.
Arian     : iya tetapi kita mau cari dimana.
Irfan      : apa kita mencari dia dengan berpencar.
Roman dan Arian : ok
Setelah puas mencari di semua tempat akhirnya Arian menemui Hairul ditempat rumah kosong lalu
Memanggil mereka.
Arian     : lihat sendiri deh, entah mau jadi apa sudah dia.
Roman  : lebih baik kita kesana!
Irfan      : sudahlah Hairul janganlah lakukan itu lagi lihat diri kamu nih.
Hairul    : (menghayal) “lihat bintang ini apa kamu bisa menangkapnya tolong tangkapkan untuk aku”.
Roman  : Hairul kenapa sih sama kamu.
Hairul    : (sadar) lebih baik kamu pulang aja jangan ganggu aku lagi.
Irfan      : Hairul kami tidak ingin kehilangan sahabat seperti kamu.
Hairul    : sahabat bilangmu! Apa aku pantas lagi menjadi sahabatmu apa kamu tega dibilangin sama orang kalau kamu punya sahabat seperiti aku.
Arian     : kami tidak peduli apa kata orang yang penting kita bisa berteman seperti dulu.
Roman  : walau apapun yang terjadi kamu tetap teman kami seperti dulu.
Hairul    : apa kalian sanggup punya sahabat seperti aku?
Irfan      : aku sanggup tinggalkan pacarku karena dia bilang aku berteman sama orang penagih, daripada aku harus kehilangan teman yang baik seperti kamu.
Hairul    : baik!! Bukannya kamu udah lihat sendiri yang aku ini bukan anak baik malah anak nakal, penagih lagi.
Roman  : ayo Hairul kita pulang.
Hairul    : (muntah darah) janganlah mungkin ajalku sudah dekat dan tidak dapat pulang bersama kalian.
Arian     : kamu ngomong apa sih.
Irfan      : sudahlah! Jangan pikir yang bukan-bukan ...
Roman  : (memotong) kami bertiga tidak ingin kehilanga sahabat seperti kamu walaupun apapun yang terjadi kita akan tetap lalui bersama.
Hairul    : terima kasih karena perhatian sama aku namun itu aku ingin meminta maaf sama kalian.
Roman  : minta maaf apa, kamu engga punya salah sama kami.
Hairul    : aku sudah kelewatan kalian sebagai sahabatku lebih-lebi lagi aku telah membuat mali diri sendiri malahan lagi orang tuaku aku tak sanggup lagi (sembari memberi surat kepada Irfan sebuah kertas).
Irfan, Arian, dan Roman : (menangis) Hasan .....!
Irfan lalu membuka surat tsb lalu membacanya
Buat Sahabatku,
Sebelum ini saya ingin meminta maaf kepada kalian bertiga karena telah berteman denganku tapi aku malah menyusahkan kalian semua, lebih-lebih lagi pada diriku sendiri, dan juga orang tuaku. Aku sadar apa yang aku lakukan ini pasti ada balasannya. Dan dengan ini juga aku telah membuat kalian bertiga kecewa, maafkan aku. Mungkin hanya doa saja yang bisa kuberikan kepada kalian karena aku tak punya apa lagi, semoga kalian semangat dan terus jalani hidup ini, “INGAT JANGAN JADI SEPERTI AKU!!”.
                                                                                                                                                    Temanmu
                                                                                                                                                    Hairul